Ayah Bunda, Aku Berbakti Padamu

 Menurut standar kekinian, anak yang patuh kepada orang tua dianggap sebagai anak mama yang kolot dan gak gaul. Justru, mereka yang sering perang mulut dan cekcok dengan orang tua dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah saja. Lho?

 Saudaraku, kejadian anak memukul ibunya dan anak durhaka terhadap ayahnya sudah sangat sering kita dapati di lingkungan sekitar. Terlebih, yang ‘hanya’ berbicara keras kepada keduanya. Andai kita sebagai orang tua, sudah tentu kita jengkel kepada anak yang seperti itu. Betapa tidak, anak yang belasan tahun sudah kita besarkan sekarang menjadi anak yang tidak tahu berterima kasih.

 Saudaraku, mari kita berandai jadi ibu, sembilan bulan mengandung jabang bayi, selama itu menanggung beban yang tak ringan di perut. Bahkan, waktu tidur pun rasanya seperti ditindih batu besar tak kepalang. Setelah sembilan bulan, saat tiba waktu melahirkan, nyawa pun jadi taruhan. Sakit tak keruan seakan terasa mulai dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki. Selepas melahirkan, jangan harap selesai tanggungan. Justru, tangis bayi tengah malam sering memecah mimpi tidur pulas. Semua ini tugas yang rela ibu jalankan, tanpa pamrih, tanpa mengharap balas jasa hanya berharap anaknya kelak menjadi orang yang berguna.

 Terus, yuk kita menengok ayah. Ayah pun nggak kalah berjuang. Bersama ibu, bahu-membahu merawat anak. Saat ibu merasa lelah, ayah yang menggantikan mengasuh. Tak hanya itu, ayah juga menggali nafkah memenuhi kebutuhan sang anak tercinta. Peluh keringat pun tak jadi masalah.
Nah, setelah semua pengorbanan ini, apakah masih pantas orang tua mendapatkan sakit hati dari kelakuan kita?

 Inilah salah satu sebab kenapa Allah melarang meski hanya bilang ‘ah’ kepada orang tua. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya,

إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

"Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
(QS. Al-Isra : 23)

*Kalau hanya ‘ah’ saja dilarang, apalagi yang lebih daripada itu.*

 Kedua orang tua merupakan orang yang paling berjasa kepada seorang insan. Saat kita sakit, orang tua lah yang pertama kali khawatir serta merawat kita. Saat kita tertimpa musibah, orang tua lah yang pertama kali memberi kita semangat. Maka dari itu, agama Islam menempatkan mereka dalam posisi yang tinggi. Di mana, Allah menggandengkan perintah untuk bertauhid -yang merupakan perintah terbesar dalam agama ini- dengan perintah untuk berbakti kepada orang tua. Allah ta’ala berfirman,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ

“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah kecuali kepada-Nya dan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.”
(QS. Al-Isra : 23)

 Di sisi lain, Islam menganggap mendurhakai orang tua sebagai dosa besar. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bagaimana jika aku beritahukan kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar?” Para sahabat mengatakan, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau mengatakan, “Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua."
(HR. Bukhari dan Muslim)

 Saudaraku, begitulah kedudukan orang tua dalam Islam. Jadi, tinggal pilih: orang tua jadi ladang pahala, atau orang tua jadi penyebab siksa. Allahu a’lam bish shaw

#tahajjudyuk