Keutamaan Senyum dan Akhlak Mulia

Segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah.

Saudaraku  yang di muliakan Allah

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أيضا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّكُمْ لَنْ تَسَعُوْا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلكِنْ يَسَعُهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَ حُسْنُ الْخُلْقِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya kalian tidak akan dapat memenuhi jiwa manusia dengan harta-harta kalian, akan tetapi yang dapat memenuhi jiwa mereka adalah bermuka manis dan akhlak mulia.”

[HR. Abu Ya’la dan al-Bazzar dan dinilai Hasan lighairihi oleh Syaikh al-Albani –rahimahullah- dalam Shahih at-Targib wat Tarhib no. 2661]

sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallama berikut :

 عَنْ صُهَيْبٍ ، قَالَ : بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ مَعَ أَصْحَابِهِ إِذْ ضَحِكَ ، فَقَالَ : " أَلَا تَسْأَلُونِي مِمَّ أَضْحَكُ ؟ " قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمِمَّ تَضْحَكُ ؟ قَالَ : " عَجِبْتُ لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ ، إِنْ أَصَابَهُ مَا يُحِبُّ ، حَمِدَ اللَّهَ وَكَانَ لَهُ خَيْرٌ ، وَإِنْ أَصَابَهُ مَا يَكْرَهُ فَصَبَرَ ، كَانَ لَهُ خَيْرٌ ، وَلَيْسَ كُلُّ أَحَدٍ أَمْرُهُ كُلُّهُ لَهُ خَيْرٌ إِلَّا الْمُؤْمِنُ "

Dari Shuhaib bin Sinan radhiyallahu 'anhu, ia berkata : "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallama duduk bersama para sahabatnya tiba-tiba beliau tertawa. Lalu beliau berkata : 'Tidakkah kalian bertanya kepadaku kenapa aku tertawa?'.

Para sahabat berkata : 'Apa yang menyebabkan engkau tertawa?'.

Beliau bersabda : 'Aku kagum dengan urusan seorang mu'min. Sungguh semua urusannya adalah baik. Apabila mendapatkan perkara yang ia sukai maka ia memuji Allah dan itu baik untuk dirinya. Sedangkan apabila mendapatkan perkara yang ia benci maka ia bersabar dan itu baik untuk dirinya. Dan tidak seorang pun menganggap seluruh urusannya adalah baik bagi dirinya kecuali seorang mu'min.'"

 [HR. Ahmad, ad-Darimi rahimahumallahu. Dishahihkan oleh al Albani rahimahullahu dalam ash-Shahihah 1/ 276-277 no. 148]